Mencermati perkembangan hingar-bingar koalisi partai-partai politik dalam pencalonan presiden dan wakilnya saya teringat ketika masih kanak-kanak dulu).
Ketika masa kanak-kanak dulu adalah sesuatu yang wajar bila kita memilih jalan pintas “ngambek dan mengancam” dalam skala kecil bila tidak diikutsertakan melakukan sesuatu atau tidak diajak ke suatu tempat atau tidak diberi sesuatu yang menjadi keinginan kita. Ngambeknya begini, “Saya ndak mau mandi kalau tidak dimandikan, saya ndak mau ikut kalau saya tidak boleh membawa serta mainan kesayangan saya atau saya akan berhenti sekolah kalau tidak dibelikan sepeda (waktu itu sepeda onthel adalah barang mewah)”.
Sekarang setelah saya dewasa saya menemukan, melihat dan mengalami kembali pola-pola acaman, intimidasi dan tekanan itu berulang dalam bentuk, versi, kepentingan dan skala yang lebih besar dan kompleks. Lebih besar karena ia berskala nasional dan lebih kompleks karena ia menyangkut kepentingan sebuah negara yang didalamnya ada sistem ketatanegaraan, politik dan masyarakat yang memiliki kepentingan dan pada akhirnya semua bertujuan untuk tercapainya tujuan hidup berbangsa dan bernegara.
Kembali kemasa kanak-kanak. Ketika kita terus memaksakan kehendak kita tanpa paham mengapa kemauan kita itu tak dituruti maka yang nyatanya kita terima saat itu adalah kita tidak mendapatkan apa-apa yang kita maui dan kita tidak jadi pergi kemana-mana, karena ditinggalkan bersama keteguhan kita yang tak tergoyahkan atau kalau boleh kita sebut cenderung semau kita tanpa memperhatikan dan memahami porsi kewenangan yang mengajak dan yang diajak.
Memperhatikan peristiwa ngambeknya PKS, PAN, PPP dan PKB karena apa yang dimauinya “tidak diakomodir” Partai Demokrat dalam hal penentuan cawapres bukan tidak mungkin ini adalah repetisi peristiwa masa kanak-kanak dulu dengan permasalahan dan ruang lingkup yang lebih luas. Tentunya dengan konsekuensi yang lebih serius pula tapi tetap saja sama-sama bisa berakibat “tidak kebagian apa-apa dan tidak ikut kemana-mana”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar