Pages

Minggu, Oktober 31, 2010

Mbah Maridjan in Memoriam


Mbah Maridjan lahir tahun 1927 di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia mempunyai seorang istri bernama Ponirah (73), 10 orang anak (lima di antaranya telah meninggal), 11 cucu, dan 6 orang cicit.

Anak-anak Mbah Maridjan yang masih hidup bernama Panut Utomo (50), Sutrisno (45), Lestari (40), Sulastri (36), dan Widodo (30). Mereka ada yang memilih tinggal di Yogyakarta dan ada pula yang di Jakarta.

Di antara anak-anak Mbah Maridjan, juga ada yang siap mewarisi tugas sebagai juru kunci Gunung Merapi dan kini telah menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta.

Pada tahun 1970 Mbah Maridjan diangkat menjadi abdi dalem Keraton Kesultanan Yogyakarta dan oleh Sultan Hamengku Buwono IX diberi nama baru, yaitu Mas Penewu Suraksohargo1. Pada saat itu, sebagai abdi dalem, Mbah Maridjan diberi jabatan sebagai wakil juru kunci dengan pangkat Mantri Juru Kunci, mendampingi ayahnya yang menjabat sebagai juru kunci Gunung Merapi.

Pada saat menjadi wakil juru kunci, Mbah Maridjan sudah sering mewakili ayahnya untuk memimpin upacara ritual labuhan di puncak Gunung Merapi. Setelah ayahnya wafat, pada tanggal 3 Maret 1982, Mbah Maridjan diangkat menjadi juru kunci Gunung Merapi.

Sebagai seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan jabatan juru kunci, Mbah Maridjan juga menunjukkan nilai-nilai kesetiaan tinggi. Meskipun Gunung Merapi memuntahkan lava pijar dan awan panas yang membahayakan manusia, dia bersikukuh tidak mau mengungsi.

Sikapnya yang terkesan mbalelo itu semata-mata sebagai wujud tanggung jawabnya terhadap tugas yang diamanatkan oleh Ngarsa Dalem.

Merapi dan Riwayat Letusannya

Letusan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta pada Selasa lalu ternyata tidak seberapa bila dibandingkan dengan letusan-letusan sebelumnya.

Letusan pada 1930 setidaknya telah membunuh 1.370 orang di 13 desa di lereng Merapi. Tapi ini bukan letusan terbesar. Letusan terbesar justru terjadi pada 1006. Saat itu seluruh Jawa tertutup abu vulkanik. Sayangnya tidak diketahui berapa korban akibat letusan itu.

Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gunung Merapi mengalami letusan pertama pada 1006. Rata-rata Merapi meletus dalam siklus pendek antara 2 – 5 tahun, dan siklus menengah setiap 5 – 7 tahun.

Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama lebih dari 30 tahun, yaitu pada masa awal terbentuknya gunung aktif. Memasuki abad ke-16, siklus terpanjang Merapi adalah 71 tahun, jeda letusan 1587-1658.

Pusat Vulkanologi mencatat, letusan besar Merapi terjadi pada 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan sebelumnya terjadi empat tahun lalu, tepatnya pada 8 Juni 2006 pukul 09.03.

Saat itu pemerintah mengungsikan 17 ribu warga di lereng Merapi. Namun, dua orang yang berlindung dalam bunker di Kawasan Wisata Kaliadem, Kaliurang, justru terpanggang awan panas. Bunker tak bisa melindungi korban dari wedhus gembel yang suhunya masih 500-600 derajat celcius.

Selasa petang, 26 Oktober, Merapi kembali meletus. Erupsi pertama gunung Merapi terjadi sejak pukul 17.02 WIB, diikuti awan panas selama 9 menit. Kemudian berulang hingga erupsi terakhir pukul 18.21 yang menyebabkan awan panas selama 33 menit.

Awan panas ini telah meluluhlantakkan beberapa kampung di lereng Merapi. Setidaknya 30 orang meninggal atas musibah ini, termasuk juru kunci Mbah Maridjan dan redaktur senior VIVAnews.com, Yuniawan Nugroho. (VIVAnews.com)

Tsunami Dalam Sejarah


Gempa berkekuatan 7,2SR yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin 25 Oktober 2010, menimbulkan serangan gelombang maut, tsunami. Seluruh pemukiman yang berada di pantai barat gugusan kepulauan itu diterjang tsunami sehingga menewaskan lebih dari 400 orang.

Indonesia tidak lagi asing dengan bencana itu. Pada Desember 2004, tsunami besar terjadi di Aceh. Lalu tiga bulan berikutnya terjadi di Nias. Setahun lagi, tepatnya 17 Juli 2006, tsunami juga terjadi di Pangandaran, Jawa Barat.

Rekam jejak tunami ternyata sudah terjadi sejak tahun 6.000 Sebelum Masehi. Laman media ilmiah Livescience.com mencatat daftar tsunami maha dahsyat yang pernah terjadi di bumi.

6.000 SM

Gugusan salju besar di Sisilia longsor dan jatuh ke laut. Longsor yang terjadi pada 8 ribu tahun lalu ini memicu bencana tsunami tersebar di Laut Mediterrania. Tidak ada catatan sejarah bencana ini. Hanya para ilmuwan geologi memperkirakan tsunami dengan kecepatan 320 kilometer per jam ini mencapai ketinggian gedung 10 lantai.

1 November 1755

Setelah gempa yang menghancurkan Lisbon, Portugal, dan mengguncang sebagian besar Eropa. Orang-orang banyak yang berlindung di perahu. Namun, tsunami justru terjadi. Tak pelak bencana ini menewaskan lebih dari 60 ribu orang.

27 Agustus 1883

Letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda, memicu tsunami yang menenggelamkan pesisir Sumatera, Jawa bagian utara, dan Kepulauan Seribu. Kekuatan gelombang bisa menyeret karang seberat 600 ton ke pantai. 36 ribu orang meninggal sia-sia.

15 Juni 1896

Gelombang setinggi 30 meter muncul sesaat setelah terjadi gempa di Jepang. Seluruh pantai timur disapu tsunami itu. 27 ribu orang meninggal.

1 April 1946

Gempa besar di Alaska menimbulkan gelombang besar di Hawaii. Bencana yang sering disebut sebagai misteri "April Fools Tsunami" itu menewaskan 159 orang.

9 Juli 1958

Gempa berkekuatan 8,3 SR di Alaska menyebabkan gelombang besar hingga 576 meter di Teluk Lituya, Alaska. Ini merupakan tsunami terbesar yang tercatat di zaman modern.

Untung saja, tsunami terjadi di tempat terisolir, sehingga tidak menimbulkan banyak korban. Tsunami ini hanya menyebabkan dua nelayan meninggal dunia, karena kapalnya karam diterjang ombak.

22 Mei 1960

Gempa bumi terbesar yang pernah tercatat sebesar 8,6 SR di Chile. Gempa ini menciptakan tsunami yang menghantam Pantai Chile dalam waktu 15 menit. Gelombang tinggi terjadi hingga 25 meter. Tsunami ini menewaskan 1.500 orang di Chile dan Hawaii.

27 Maret 1964

Gempa Alaska "Good Friday" berkekuatan 8,4 SR, menimbulkan gelombang 67 meter di kawasan Valdez Inlet, Alaska. Gelombang dengan kecepatan 640 kilometer per jam ini menewaskan lebih dari 120 orang. Sepuluh orang di antaranya dari Crescent City, California, yang juga mendapat kiriman ombak setinggi 6,3 meter.

23 Agustus 1976

Tsunami di Filipina barat daya menewaskan 8 ribu orang. Gelombang besar ini juga dipicu gempa bumi di sekitar pantai.

17 Juli 1998

Gempa dengan kekuatan 7,1 SR menghasilkan tsunami di Papua Nugini. Gelombang besa dengan cepat membunuh 2.200 orang.

26 Desember 2004

Gempa maha dahsyat dengan kekuatan 9,3 SR mengguncang di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa paling besar sepanjang 40 tahun terakhir ini menimbulkan gelombang tinggi di Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Setidaknya 320 ribu orang dari delapan negara meninggal dunia. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah.

28 Maret 2005

Tiga bulan kemudian tsunami juga terjadi di Sumatera. Gempa di lepas pantai Nias yang berkekuatan 8,7 SR itu memicu tsunami besar yang menewaskan 1.300 orang di Pulau Nias, Sumatera Barat. (vivanews.com)