Pages

Senin, Februari 09, 2009

CIDOMO



Cidomo, tidak diketahui sejak kapan, tetapi cikal bakalnya adalah dokar, delman, sado dan andong yang ada di pulau Jawa. Mungkin karena proses evolusi dan daya kreativitas yang tinggi maka terjadi perubahan bentuk yang drastis namun tetap tidak menghilangkan bentuk dasar dan tidak mengurangi fungsi utamanya.
Sebagai alat transportasi yang tergolong tradisional cidomo digunakan sebagai alat transportasi orang dan barang di pulau Lombok. Hingga kini di desa dan di kota masih banyak terlihat difungsikan oleh masyarakat karena berbagai faktor, yaitu murah, multifingsi dan massal.
Ada dua versi bentuk cidomo yang ada di pulau Lombok, yaitu yang ada di Lombok Tengah dan Lombok Barat dengan yang ada di Lombok Timur. Untuk yang berpoerasi di Lombok Tengah dan Lombok Barat bentuk rangka dan badannya serta aksesorisnya hampir sama sedangkan yang di Lombok Timur bentuk rangka badannya lebih ramping dan aksesorisnya lebih meriah.
Daya angkut orang untuk Cidomo yang ada di Lombok Tengah dan di Lombok Barat bisa sampai maksimal 6 orang dewasa sedangkan yang beroperasi di Lombok Timur bisa sama daya angkut orangnya tetapi dengan kondisi berdesak-desakan.
Secara kolektif bangun fisik dan nama Cidomo adalah akronim dari Cikar Dokar dan Montor(Motor), Ci adalah cikar yang diwakili oleh unsur gerobak pengangkut, Do adalah dokar yang diwakili oleh unsur tenaga penggerak/penarik yaitu seekor kuda dan Mo adalah montor(motor) yang diwakili oleh unsur roda penggerak yang menggunakan roda dan ban karet.

Sabtu, Februari 07, 2009

The Crossing Lembar-Padangbai Closed


Channel crossing Bali-Nusa Tenggara Barat (NTB) is closed due to high waves that occur in the Lombok. As a result, there was a cumulation of vehicles would cross over.

Peak queue happen today because there was no ship in the Port of Padangbai lean, Karangasem. This is because one does not have any ships from Port of Sheets, who departed Lombok.

"Waves in the Lombok reached five meters," said the Head of Office Administrator Port Padangbai I Made Sudiarta by phone Saturday (7/2/2009).

According to him, ships are not allowed from Lombok to Bali since sailed at 09.00 Wita. The passenger was transported with four ferry. After that, passengers who want to cross over to Lombok prompted again the next day because the crossing is still closed.

Other consequences, occurred queue of vehicles to reach two kilometers. Queue dominated transporter trucks of food from Java and Bali who wish to NTB.

Up to now, already queued up in the Village Tengading, about two km from the port Padangbai.

Sudiarta, said the closure is done to limit the time that has not been determined. "However the weather improved, we will be open again," he said. (Miftachul Chusna / Sindo / LSI)

Penyeberangan Lembar-Padangbai Ditutup

Jalur penyeberangan Bali-Nusa Tenggara Barat (NTB) ditutup akibat gelombang tinggi yang terjadi di Selat Lombok. Akibatnya, terjadi penumpukan kendaraan yang hendak menyeberang.

Puncak antrean terjadi hari ini karena tidak ada kapal yang bersandar di Pelabuhan Padangbai, Karangasem. Ini disebabkan tidak ada satu pun kapal dari Pelabuhan Lembar, Lombok yang berangkat.

"Ombak di Selat Lombok mencapai lima meter," kata Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Padangbai I Made Sudiarta melalui telepon, Sabtu (7/2/2009).

Menurut dia, kapal dari Lombok tidak diijinkan berlayar ke Bali sejak pukul 09.00 Wita. Puluhan penumpang sempat diangkut dengan empat buah kapal feri. Setelah itu, penumpang yang hendak menyeberang menuju Lombok diminta kembali esok hari karena penyeberangan masih ditutup.

Akibat lainnya, terjadi antrean kendaraan hingga mencapai dua kilometer. Antrean didominasi truk pengangkut bahan makanan dari Jawa dan Bali yang hendak menuju NTB.

Hingga kini, antrean sudah sampai di Desa Tengading, sekitar dua km dari pelabuhan Padangbai.

Sudiarta mengatakan, penutupan dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan. "Namun begitu cuaca membaik, kita akan langsung buka kembali," ujarnya. (Miftachul Chusna/Sindo/lsi)