Pages

Selasa, April 28, 2009

Iklan Pariwaras

War/No More Trouble

Kami tidak butuh lagi perang atau kekacauan

Dipecat Gara-gara Facebook


Hati-hati kecanduan situs jejaring sosial face book. Bisa-bisa anda kehilangan pekerjaan seperti yang dialami seorang wanita di Swiss.

Ceritanya wanita yang identitasnya dirahasiakan itu meminta izin pada bosnya karena menderita sakit migrain. Wanita itu mengaku terlalu pusing untuk berada di depan komputer dan harus berbaring di ruangan gelap untuk meredakan sakit kepalanya.

Demikian seperti ditulis ananova.com dari BBC, Senin (27/4/2009).

Namun, perusahaan tempat wanita itu bekerja menemukan wanita itu membuka-buka acount facebook miliknya. Ia pun dituduh sebagai pembohong dan dipecat.

Wanita itu membela diri. Ia mengaku mengakses facebook via handphone miliknya di atas tempat tidur.

Ia pun mencurigai perusahannya telah membuat seorang kawan fiktif yang di-add dalam acountnya. Lewat 'kawan' inilah perusahaan bisa tahu aktivitas wanita ini.

Dugaan ini diperkuat karena 'kawan' tersebut mendadak hilang setelah ia dipecat.

Namun perusahaannya tidak mau ambil pusing. Mereka beralasan, siapapun yang cukup sehat mengakses facebook, berarti cukup sehat juga untuk bekerja di depan komputer.(detik.com)

Senin, April 27, 2009

Pantai Batulayar Lombok

Memandang laut di bibir pantai Batulayar
menyenangkan menenangkan, ditengah kesibukan nelayan

Minggu, April 26, 2009

Tom vs Jerry

Daripada nonton yang mboten-mboten, lebih baik nonton Tom vs Jerry. Lucu dan tidak bikin mumet, yuuk....?

Kamis, April 23, 2009

Tidak Ada Keset Kaki

Suatu pagi Kepala Personalia Suatu Perusahaan ingin Menguji kejujuran pegawai baru di perusahaan itu.

"Kalau kamu mau bekerja di sini, anak muda," kata Kepala Personalia, "Kamu harus selalu menjaga kebersihan di perusahaan ini.

Apakah tadi kamu membersihkan sepatumu di keset sebelum memasuki kantor ini?"

"Oh, sudah, Pak."

"Dan satu lagi, kami juga sangat menghargai kejujuran. Di pintu depan kantor ini, harap kau ketahui anak muda, tidak pernah ada keset kaki!" (ketawa.com)

KPU Pleno-KPU Didemo

22-24 April 2009 KPU Lombok Tengah Rapat Pleno di Gedung KONI. Selama tiga hari itu pula lokasi rapat pleno dijaga ketat aparat Kepolisian bersejata lengkap “standar pengamanan demo”. Mungkin karena sudah diantisipasi atau memang karena pendemonya yang nanggung jumlahnya jadi selalu nampak lebih banyak polisinya dibanding pendemonya. Padahal para pendemo mewakili beberapa caleg dari partai besar, katanya. Mungkin karena itu dampaknya tidak terlalu terasa seperti demo di kota besar. Jadinya sangat sederhana dan tidak neko-neko apalagi sampai rusuh. Pendemo bersorak-sorak, oratornya berteriak-teriak sendiri, polisinya tenang-tenang saja. Yang didemo adalah kinerja KPU yang ujung-ujungnya dianggap merugaikan caleg, seperti berkurangnya perolehan suara sehingga sang caleg gagal melangkah ke gedung dewan. Jadilah pelaksanaan demonstrasi yang berjalan aman dan terkendali. Perlu dicontoh, mungkin oleh pendemo di tempat lain yang doyan meramunya dengan rusuh dan merusak.

Selasa, April 21, 2009

Kartini dan Kontroversinya


Ada kalangan yang meragukan kebenaran surat-surat Kartini. Ada dugaan J.H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan saat itu, merekayasa surat-surat Kartini. Kecurigaan ini timbul karena memang buku Kartini terbit saat pemerintahan kolonial Belanda menjalankan politik etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukung politik etis. Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya. Menurut almarhum Sulastin Sutrisno, jejak keturunan J.H. Abendanon pun sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda.
Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar juga agak diperdebatkan. Pihak yang tidak begitu menyetujui, mengusulkan agar tidak hanya merayakan Hari Kartini saja, namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya, karena masih ada pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya.
Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja, melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah melingkupi perjuangan nasional.(Wikipedia Indonesia)

Kartini dan Pikirannya


Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.
Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun ternyata cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.
Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.
Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..." Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi.
Saat menjelang pernikahannya, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku.(Wikipedia Indonesia)

Terkenang Masa Lalu

Cita-cita Joni setelah menikah dia ingin mandiri maksudnya dia tidak ingin setelah menikah tinggal di rumah orang tuanya atau rumah mertuanya, karena ia ingin langsung punya rumah entah rumah sendiri ataupun rumah kontrakan. Akhirnya Joni menikah dengan Aminah.

Cita-cita Joni punya rumah sendiri akhirnya kesampaian juga meskipun hanya rumah kontrakan saja.

Joni bingung kenapa baru menikah tiga hari isterinya Aminah kelihatan kecewa.

Joni : "Baru dua hari menjadi isteriku, mengapa kau murung, sayang ? Apakah kau kecewa karena rumah yang kita tempati ini hanya rumah kontrakan ?"

Aminah : "Bukan itu yang membuatku kecewa, Mas."

Joni : "Jadi apa yang membuatmu kecewa ?"

Aminah : "Rumah yang kita kontrak ini adalah milik pacar pertamaku. Aku jadi terkenang padanya karena di kamar inilah aku dulu sering berduaan bersamanya. "

Joni : "Haa...!!!???" (ketawa.com)

Kelucuan Kekuasaan


Disalah satu stasiun televisi, pelawak Polo mencoba menjelaskan mengapa kelompok lawak Srimulat tak lagi eksis berpentas di Taman Ria Senayan.
Jawabannya karena Srimulat sudah kalah lucu dari pentas di gedung sebelahnya (Gedung DPR/MPR). Walaupun hanya guyonan, hal itu justru memicu hadirnya pertanyaan serius: apakah kekuasaan itu lucu? Jawabannya akan sedikit lebih tegas andai saja gedung parlemen itu dipenuhi para pelawak.
Namun, bisa saja Polo menyangkal bahwa tanpa kehadiran para pelawak pun perilaku politisinya tak kalah seru mengundang tawa. Jumlah politisi artis, termasuk yang berlatar belakang pelawak, diperkirakan melonjak pasca-Pemilu 9 April 2009.
Namun, belum tentu kelak mereka bisa melucu di forum-forum DPR yang menuntut keseriusan. Bisa jadi "politisi pelawak" sangat menyadari bahwa kalau mereka melucu, belum ada jaminan menang lucu dibandingkan yang lain.
Bisa jadi justru "politisi bukan pelawak" malah lebih lucu. Barangkali karena itulah, "politisi pelawak" seperti Komar sungguh tampak tidak lucu lagi di kala mengikuti rapat-rapat DPR. Soal kelucuan politik, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)-lah maestronya. Sewaktu menjadi presiden, banyak joke (cerita lucu) yang dilontarkannya.
Buku kumpulan leluconnya sangat laris saat itu. Tak hanya para pejabat nasional dan lokal yang dibikin tertawa oleh cerita-cerita lucu sang presiden, tetapi juga bahkan Presiden Amerika Serikat waktu itu, Bill Clinton. Saking lucunya Gus Dur, ilmuwan sosial Arief Budiman pernah menyindir bahwa Gus Dur hendak menyelesaikan begitu kompleksnya urusan negara dan pemerintahan dengan lelucon.
Sungguh pun Gus Dur lantas lengser secara dramatis melalui Sidang Istimewa MPR yang dipercepat, dia tercatat telah membawakan sejumlah perubahan mendasar. Gus Dur adalah salah satu khazanah bangsa di dunia politik, yang hendak membuktikan bahwa "kekuasaan itu lucu".
Bahwa ada dimensi kelucuan dalam kekuasaan. Gus Dur ingin membuktikan bahwa di era demokrasi pun kelucuan-kelucuan kekuasaan itu masih demikian melekat. Gus Dur sendiri pernah memberi kata pengantar sebuah buku humor politik Mati Ketawa Cara Rusia dan memberikan pesan bahwa otoritarianisme bisa dilawan dengan lelucon.

Lucu
Namun, apakah lucu itu? Secara sederhana pertanyaan itu dapat dijawab, lucu adalah sesuatu yang membuat kita tertawa. Kalau itu yang jadi soal, pertanyaannya adalah apa saja yang membuat kita tertawa? Marilah kita bikin daftar: (1) lucu yang datangnya dari kisah-kisah yang tidak logis, sarkastik, kurang masuk akal ala Gus Dur; (2) menertawakan keteledoran, kelalaian, kepongahan, bahkan kemalangan ala Charlie Chaplin; (3) lucu karena ada gerakan-gerakan tertentu yang membuat tertawa.
Kelucuan adalah drama komedi, lawan dari tragedi. Sayangnya banyak hal yang membuat kita justru menertawakan musibah. Film-film komedi yang dibintangi Charlie Chaplin atau film kartun Tom and Jerry penuh adegan musibah alias kemalangan dan kita terbahak-bahak. Adegan-adegan slapstick dalam film-film komedi memang sering terkesan terlalu dibuat-buat untuk memaksa penontonnya tertawa.
Ada skenario lucu yang dikarang terlebih dulu, beberapa adegan sengaja dibikin hiperbolis guna mengundang tawa. Namun, ada juga yang memang bersifat situasional atau yang dikenal dengan istilah komedi situasi. Ini lebih merupakan adegan lucu yang tanpa diskenariokan.
Barangkali kelucuan jenis inilah yang banyak mengemuka di panggung-panggung politik kita.Tentu saja para kampanyewan dan kampanyewati tidak berniat melucu sewaktu orasi tebar janji dan bernyanyi-nyanyi. Tentulah para negosiator politik (baik lelaki maupun perempuan) tak bermaksud melucu saat menentukan perubahan-perubahan sikap politik yang ekstrem.
Namun, hal-hal itu banyak ditafsirkan orang sebagai kelucuan- kelucuan tersendiri. Para penyindir kekuasaan telah memperoleh banyak bahan dari perilaku-perilaku para politisi dalam memanfaatkan dan menciptakan bahasa politiknya.
Politik tak hanya seni menentukan koalisi dan kebijakan, tetapi juga seni berkata-kata, dan jauh daripada itu berbahasa. Menurut novelis George Orwell (1946), "Political language is designed to make lies sound truthful and murder respectable, and to give an appearance of solidity to pure wind". Apakah politik itu semacam sistematisasi kebohongan yang dimaafkan? Pertanyaan ini tentu segara memunculkan perdebatan.

Tidak Lucu
Tapi, peristiwa politik kadang juga disebut sebagai "tidak lucu". Istilah ini lebih merujuk pada kejengkelan, kedongkolan bahkan kemarahan pada suatu peristiwa politik. Misalnya, banyaknya warga masyarakat yang punya hak pilih tetapi tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Legislatif 9 April sungguh "tidak lucu". Yang "tidak lucu" itu tentu sudah dirasakan keterlaluan dan sangat mengganggu.
Janji-janji politisi yang di luar nalar, sangat melambung dan absurd, tentu juga sudah "tidak lucu" sedari awal. Jadi batas antara yang "lucu" dan "tidak lucu" dalam politik sangat tipis dan kontekstual. Kalau demikian, politisi yang suka berpindah-pindah partai, apakah lucu atau tidak lucu? Yang suka berubah-ubah sikap "dalam sekejap" dan berlomba-lomba "balik badan" lucu atau tidak?
Barangkali kita akan mengukurnya bahwa kalau masih membuat kita tertawa, kita sebut lucu, tetapi kalau sudah membuat ketertawaan menjadi kejengkelan, maka sungguh tidak lucu. Para humoris mencoba mengklasifikasi guntingan-guntingan peristiwa dan adegan politik yang lucu dan menyisihkan yang tidak lucu untuk bahan lawakannya.
Namun, para kritikus politik sebaliknya, sibuk mencatat mana-mana dari adegan politik yang "tidak lucu". Kalau begitu di manakah tempat bagi Abu Nawas dan Nasruddin Hoja? Mereka "menertawakan kekuasaan" dengan caranya sendiri. Dalam suatu kisah, Abu Nawas sukses memantati Khalifah Harun al-Rasyid tanpa membuat sang raja marah, bahkan terpingkal-pingkal karena bagian pantat celana Abu Nawas diberi gambar yang lucu.
Kisah Nasruddin berikut menyinggung perilaku politisi. Suatu saat Nasruddin menjadi pelayan istana, termasuk mengurus makanan raja. Suatu hari di depan hidangan lezat raja bertanya, apakah hidangan itu terbuat dari sayuran terbaik di dunia.
Nasruddin menjawab teramat baik. Sang raja pun suka makanan itu, tapi lima hari kemudian bosan, dan memerintahkan untuk menyingkirkannya. Nasruddin berupaya membela diri dengan mengatakan bahwa hidangan itu dibuat dari sayuran terburuk di dunia.
"Belum satu minggu," kata raja, "engkau mengatakan itu sayuran terbaik, mengapa sekarang mengatakan yang terburuk?" Nasruddin menjawab, "Memang benar Tuanku, tapi dalam hal ini hamba pelayan raja, bukan pelayan sayuran." Esok kedelai, sore tempe.okezone.com(*)

Senin, April 20, 2009

Pelaksanaan UN SMA/MA/SMK 2009


Sebagai puncak kegiatan belajar mengajar selama tiga tahun layak kiranya kegiatan ujian nasional tahun ini mendapat persiapan dan perhatian khusus. Bukan hanya siswa yang memberikan porsi persiapan dan perhatian lebih pada kegiatan ini, guru dan orang tuapun seolah begitu khawatir bila ujian kali ini hasilnya mengecewakan mereka, pun demikian dengan pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari sebelumnya. Bagaimana tidak untuk dinyatakan berhasil dan lulus dalam ujian nasional tahun ini siswa harus memperoleh nilai rata-rata 5,50 lebih tinggi dari nilai kelulusan dua tahun lalu, yaitu 5,25 dan 4,50. Melalui kolaborasi antara Dinas Dikpora dan pihak sekolah yang didukung oleh orang tua telah dilakukan berbagai upaya dalam mempersiapkan siswa menempuh ujian nasional kali ini, yaitu diantaranya menambah porsi jam belajar di sekolah, melaksanakan try out, melakukan sosialisasi Ujian Nasional dan yang tak kalah penting adalah mengadakan doa bersama menjelang pelaksanaan ujian nasional.
Senin pagi hari tepat pukul 08.00 wita secara serentak di seluruh Kabupaten Lombok Tengah dilaksanakan Ujian Nasional bagi siswa SMA/MA/SMK untuk selama lima hari mulai dari tanggal 20-24 April 2009. Seolah menguji keampuhan segala macam persiapan selama ini sebanyak 8.603 siswa SMA/MA/SMK yang berasal dari 145 sekolah yang tergabung dalam 13 sub rayon/sekolah penyelenggara berfikir, memeras otak dan berusaha menyelesaikan soal dalam dua jam untuk setiap mata pelajaran, tentunya dengan menjawab benar untuk semua pertanyaan. Untuk hari pertama mereka harus menyelesaikan soal-soal Bahasa Indonesia dan Biologi untuk program IPA, Bahasa Indonesia dan Sosiologi untuk Program IPS, Bahasa Indonesia dan Antropologi untuk Program Bahasa. Pada hari kedua dan ketiga mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika untuk semua program, hari keempat mata pelajaran Fisika untuk Program IPA, Geografi untuk Program IPS dan Sastra Indonesia untuk Program Bahasa dan untuk hari kelima mata pelajaran Kimia untuk Program IPA, Ekonomi untuk Prgoram IPS dan Bahasa Asing untuk Program Bahasa. Untuk siswa SMK mereka hanya melaksanakan ujian nasional untuk tiga mata pelajaran selama tiga hari, yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika sedangkan untuk pelajaran yang terkait dengan program keahlian sudah dilaksanakan pada uji kompetensi yang dilaksanakan tanggal 20 Maret 2009.
Kalaulah upaya telah disiapkan, usaha telah dijalankan dan doa telah dipanjatkan, maka tawakal adalah akhirnya. Selamat berjuang anak-anakku untuk masa depanmu, harapan orang tuamu, kebanggaan gurumu dan kemajuan bangsamu. Amin.

Jumat, April 17, 2009

Naskah UN SMA/MA/SMK 2009


Jumat pagi 17 April 2009 di gedung Koni, belum terlalu terik tetapi sudah terasa benar pagi ini adalah pagi yang tidak biasa seperti pagi hari kemarin.
Setelah sebelumnya didahului kegiatan imtaq di aula dinas yang diikuti oleh unsur pimpinan dan staf, dimulailah kegiatan rutin tahunan yang menuntut kerja keras dan konsentrasi tinggi serta perhatian semua pihak terkait. Bagaimana tidak mulai dari pucuk pimpinan di dinas sampai staf honorer, dari kepala sekolah sampai guru, dari petugas kepolisian dari polres sampai polsek termasuk panitia UN provinsi, semua ingin kerja ini harus aman, lancar dan sukses.
Belum jam 9 pagi gerah mulai merata barsamaan dengan datangnya truk dan kijang kotak pengangkut naskah soal UN. Dikawal pak polisi dan petugas dari provinsi, muatan truk dan kijangpun diturunkan, satu persatu dan hati-hati, diletakkan pada tempat yang sudah ditentukan sesuai nomor sub rayon dan dibawah tatapan mata para petugas kardus-kardus itupun diturunkan.
Setelah hampir dua jam dan semua kardus berada pada posisinya tumpukan kardus naskah soal UN pun diperiksa dan dicek oleh petugas dari provinsi, pak Kabid Dikmen didampingi pak Kadis dan petugas dari kepolisian. KLOP! Lega rasanya, tapi ingat itu belum apa-apa karena yang dicek baru jumlah kardusnya, sesuai tidak dengan yang tercantum di berita acaranya. Selanjutnya para Ketua Sub Rayon dikumpulkan dan diberi pengarahan mengenai tata cara pengecekan naskah, penyortiran, pengawalan, penyimpanan dan pendistribusian. Setelah mereka faham barulah pemeriksaan lebih detil dilakukan oleh ketua sub rayon dan anggotanya, yaitu memeriksa jumlah sampul soal, mencocokkan kode soalnya dengan berita acara yang tersedia.
Wah ramainya seperti pasar senggol tumpah ruah, panasnya seperti dalam oven. Tanpa ventilasi yang memadai dan banyaknya orang di dalam ruangan belum lagi ditambah berjubelnya orang-orang dipintu masuk yang ingin ikut masuk tetapi dilarang karena hanya yang memiliki kartu pengenal saja yang boleh masuk menambah pengap dan sumpeknya suasana. Tapi disitulah seninya kerja rame-rame dengan kerjasama dan bagiannya masing-masing semua berjalan lancar. Meski dikerjakan dengan gotong royong dan mimik serius banget (karena tidak boleh banyak bercanda) toh sekitar jam 12.30 pekerjaan itu baru selesai. Bagaimana tidak sebanyak 9.441 siswa SMA/MA/SMK yang tergabung dalam 13 Sub Rayon harus terpenuhi kebutuhannya. Tidak boleh terjadi UN sampai gagal hanya karena naskah soal tidak sesuai dengan jumlah siswa peserta ujian. Alhamdulilah semua selesai dengan baik dan semoga ini awal yang baik untuk kerja esok hari. Selanjutnya naskah soal dibawa ke masing-masing sub rayon dengan pengawalan petugas dari Polsek dan disimpan titip di Polsek masing-masing untuk diambil hari Senin pagi tanggal 20 April 2009 beberapa saat menjelang ujian berlangsung sampai dengan hari terakhir pelaksanaan UN SMA/MA/SMK tanggal 24 April 2009.
Tetapi ini baru permulaannya dan pekerjaan lain yang lebih berat masih banyak dan menunggu. Pekerjaan dan tanggung jawab sudah dibagi-bagi tetapi suksesnya gawe nasional ini tak pelak menuntut kerja keras, kerjasama dan tanggung jawab yang lebih dari setiap pihak yang terlibat. Belajar dari pengalaman dan melihat lancarnya pekerjaan hari ini insyaallah kerja hari ini menjadi pertanda lancar dan suksesnya gawe nasional ini untuk seterusnya. Terimakasih untuk semua yang telah terlibat, keringatmu hari ini berbuah manis esok hari.

Rabu, April 08, 2009

Untuk Para Pengendali

Terima kasih untuk teman-teman yang telah membantu tanpa pamrih dalam upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui perluasan wawasan dengan perantaraan dunia maya. Dua hari kerja keras sampai sunset tak terpantau menjadikan semua nyata dan dunia seolah dalam genggaman. Tidak satupun mengeluh apalagi berharap. Semua bekerja sesuai tupoksi. Sekali lagi terimakasih untuk "Para Pengendali"

PEMILU 2009


Ke TPS Yuuuk.......?

Gunakan hak pilih Anda pada tanggal 9 April 2009 dengan memberi tanda centang pada NOMOR CALEG atau NAMA CALEG atau GAMBAR PARTAI (untuk Caleg DPR, DPRD I dan DPRD II) dan memberi tanda centang pada GAMBAR CALEG (untuk DPD)

Senin, April 06, 2009

My Dendy


Fathers have a lot of big expectations
expectations plume
glory family
as men
as a leader

Buanglah Sampah pada Tempatnya


Di jalan masuk sebelah barat Perumnas Tampar Ampar
kampungnya berbagai macam orang
dengan berbagai latar belakang profesi
yang rata-rata berpendidikan, Katanya …..

Berperilaku bak katanya warga ibukota
cuek bebek tak peduli
sekedar untuk berbuat
bersih diri bersih lingkungan, Kok susah amat …..

Di tengah kampung Perumnas Tampar Ampar Praya
kampungnya orang macam-macam
berbagai macam latar belakang pendidikan dan profesi
tidak menjamin perilaku, Nyatanya …..

Di jalan masuk sebelah timur Perumnas Tampar Ampar
tak sampai berjarak seratus meter
tersedia bak sampah dan kontainer
toh tetap berserak sembarangan, Terlalu …..

Selamat dan Sukses

Atas prestasi yang telah dicapai anak-anak kita pada LKS SMK 2009 Tingkat Provinsi NTB di Mataram, atas nama :
Fauzi Hamdi Siswa SMKN 2 Praya Tengah Kelas XI Teknik Konstruksi Kayu (Juara I)
Miatre Wardana Siswa SMKN 2 Praya Tengah Kelas XI Teknik Gambar Bangunan Juara (II)
Afandi Al Qodri Siswa SMKN 1 Praya Kelas XII Boga (Juara III)
Budiman Siswa SMKN 1 Praya Kelas XII UJP (Juara II)
Nuril Anwar Kelas XII Siswa SMKN 1 Praya Akomodasi Hotel (Juara II)

Semoga keberhasilan kali ini menjadi pemicu untuk sukses dimasa depan.

LCC UUD 1945

Lagi! Lombok Tengah Diwakili SMAN 1 Pujut

Mengulang prestasi tahun 2008, pada tahun 2009 ini SMAN 1 Pujut kembali sukses menjadi juara untuk kali kedua. Menyingkirkan 2 regu pada putaran final, SMAN 1 Pujut berjaya dengan perolehan nilai 1300 meninggalkan SMAN 1 Praya pada posisi kedua dengan nilai 1200 dan SMKN 1 Praya Tengah dengan nilai 600 pada posisi ketiga.
Diikuti 25 regu yang berasal dari SMA/MA/SMK sekabupaten Lombok Tengah kegiatan Lomba Cerdas Cermat UUD 1945 sukses dilaksanakan dalam dua babak, yaitu babak penyisihan yang menyeleksi seluruh peserta yang dilaksanakan tanggal 3 April 2009 bertempat di SMAN 1 Praya yang menghasilkan sembilan regu terbaik untuk mengikuti putaran final yang dilaksanakan tanggal 4 April 2009.
Putaran final yang dilaksanakan di Aula Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Tengah disamping dihadiri oleh seluruh peserta yang didampingi oleh guru pembina masing-masing dan disaksikan oleh suporter setiap regu juga disaksikan dan diresmikan pelaksanaannya oleh Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Tengah.
Dalam sambutannya pada pembukaan Lomba Cerdas Cermat UUD 1945 Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Tengah Drs. H.L. Idham Khalid, M.Pd. meminta kepada para peserta untuk giat belajar dan mempersiapkan diri dalam mengantisipasi perkembangan zaman dengan cara memilih jurusan yang tepat yang dibutuhkan olah pasar kerja.
Kepala Dinas juga mengingatkan, bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan Lomba Cerdas Cermat UUD 1945 ini adalah untuk menyebarluaskan informasi dan menigkatkan pemahaman warga negara tentang amandemen UUD 1945 yang telah dilakukan terkait dengan pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia.
Terkait pelaksanaan lomba, pembina dari SMAN 1 Praya berpendapat masih perlu dilakukan pembenahan disemua sisi terutama pada penyiapan materi lomba, kepastian jawaban benar dan kesigapan dewan juri dalam menentukan jawaban benar atau salah sehingga diharapkan kedepan tidak menimbulkan protes dan merugikan peserta lomba. Namun demikian penilaian obyektif atas kinerja Panitia dan Dewan Juri layak pula diapresiasi dengan satu jempol karena sudah bekerja maksimal dan jauh lebih siap dari pelaksanaan tahun lalu.
Sebagai ungkapan rasa syukur, Panitia dan Dewan Juri berharap dan mengingatkan peserta yang berhasil menang untuk tidak cepat berpuas diri dan tetap terus berlatih menyiapkan diri untuk menghadapi lomba berikutnya di tingkat provinsi yang akan dilaksanakan pertengahan bulan april 2009 dan semoga sukses sampai ke tingkat pusat. Sedangkan kepada yang belum berhasil menjadi juara tahun ini diharapkan untuk tidak terlalu larut dalam kekecewaan dan kesedihan karena masih ada kesempatan untuk tahun depan dan selalu ada harapan untuk yang mau berusaha. Selamat dan sukses!

Situ Gintung, Bencana atau Tragedi


Saya di sini jauh darimu
Bukan penghalang untuk gemuruh dukamu
Tergoresmu perih disini
Pilu menyayat di pagi buta yang jauh

Semua telah terjadi
Tinggal bencana atau tragedi
Bagi sebagian yang bisa nrimo
Sudahlah ini bencana

Walau bencana telah terjadi
Ada wacana yang menjadi-jadi
Bagi yang ndak bisa nrimo
Menghitung ulang dan berspekulasi

Lalu meracau mencari pesakitan
Yang salah inilah-itulah
Yang bertanggung jawab mestinya si anulah
Siapa sih mereka?

Apakah mereka telah berbuat?
Selain meracau dan mencari-cari?
Atau mungkin itu lahan mereka?
Meracau dan mencari-cari

Dari Uji Kompetensi SMK 2009, Mereka Bisa!


Teknik Bangunan

Teknik Otomotif

Teknik Elektronika