Pages

Senin, Juni 01, 2009

Manohara dan TKI

Kisah kisruh Manohara dan suaminya Pangeran Kelantan sebenarnya adalah kejadian yang dikalangan kita orang biasa dan rakyat jelata sering terjadi. Kisah mereka menjadi ngetop dan menyita perhatian banyak pihak dari orang kebanyakan sampai media, advokat, menteri, dubes, polisi negara tetangga dan FBI karena para aktornya adalah seorang Pangeran dan seorang mantan model Indonesia.
Lepas dari ini masalah rumah tangga yang dibumbui perilaku penyimpangan sex maupun kekerasan dalam rumah tangga, ada kemiripan logika yang nyata dan sebanding bila diukur dari jenis perilaku, yaitu kekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi pada keluarga siapa saja, kapan saja dan dimana saja serta dalam variasi dan bentuk yang bermacam-macam pula.
Lebih jauh dari itu, entah itu budaya atau aplikasi dari kemapanan yang berujung arogansi atas sesama sudah banyak pula contoh kasus yang terjadi. Diantara dua negara Indonesia dan Malaysia sudah jamak terjadi sengketa mulai dari urusan perut rakyat kecil sampai sengeketa wilayah perbatasan, di darat maupun di laut sampai pula di wilayah pengakuan domain atas sebuah budaya.
Kembali ke judul tulisan diatas, mungkin terlalu cepat kalau saya menyebut beberapa paparan diatas sudah mengarah kepada sebuah kesimpulan. Tetapi begitulah kenyataanya, kalau Manohara saja yang tergolong bukan orang biasa, istri seorang pangeran, bisa dan boleh saja diberlakukan seperti apa yang banyak dibicarakan oleh media maka menjadi jamak dan lumrah pula bila banyak telah terjadi kepada para tenaga kerja Indonesia yang mengalami perlakuan atas nasib mereka yang lebih parah bahkan harus merelakan nyawanya.
Saya kira tidaklah berlebihan membandingkan Manohara dengan para pekerja Indonesia yang menjadi korban kekerasa di Malaysia. Yang perlu dan harus mendapat perhatian lebih dari kita adalah apakah sudah seperti porsi yang didapat oleh Manohara apa yang diterima oleh para pekerja Indonesia di Malaysia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar